Goa Pindul Jogja

gambar dari Goa Pindul Jogjakarta

 

Siapa yang tidak kenal dengan wisata Cave yang satu ini, pastinya para traveler mengetahui tempat wisata yang berada di Desa Gelaran Bejiharjo Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta ini.Keindahan stalagtit dan stalakmit yang menawan menjadikan gua ini lebih menarik untuk ditelusuri.

 

Cave Tubing Goa Pindul Jogja

Keunikan dari Gua ini, kita menikmati keindahan staglatit yang masih tumbuh ke bawah di langit-langit gua dengan menggunakan ban atau tubing.Kenapa harus menggunakan ban? Karena Gua Pindul ini dialiri sungai bawah tanah mulai dari mulut cave hingga ujung gua dan setelah ujung gua air tersebut mengalir disebuah Dam.

Aktifitas yang seru ini biasa disebut cave tubing, untuk menyusuri gua ini membutuhkan waktu sekitar 50 menit dengan jarak sekitar 350 meter.Kita akan melewati zona terang, remang dan gelap didalam cave ini dengan dibekali peralatan yang cukup aman yaitu jaket pelampung, sepatu dan pastinya ban dalam, kita nantinya akan dipandu oleh semacam guide yang biasa disebut pemandu oleh operator setempat.

Gua ini aman untuk semua kalangan dari anak kecil hingga orang dewasa karena sungai ini tidak berarus deras walaupun musim hujan, sumber air sungai ini merupakan aliran dari sumber mata air Gedong Tujuh.

gambar wisata Goa pindul dan pantai Indrayanti

Harga Tiket Cave Tubing Pindul

Untuk saat ini jika ingin menikmati aktifitas cave tubing harganya Rp 35.000 per orang, sedangkan untuk biaya masuk retribusi oleh PEMDA Gunungkidul sebesar 10 ribu per orang.

paket wisata goa pindul pantai indrayanti

Paket One Day Gua Pindul Dan Pantai Indrayanti

Selain menyediakan tiket masuk cave tubing kami juga menyediakan paket wisata susur Cave Pindul termasuk dengan transportasi penjemputan dari tempat Anda menginap selama di Yogyakarta.Sehingga Anda bersama teman maupun keluarga tidak repot mencari transport lagi untuk mengunjungi tempat-tempat rekreasi di Yogyakarta, berikut itinary package wisata Yogyakarta :

 

08.00 : Anda kami jemput sesuai dengan tempat yang sudah disepakati, misalnya Anda menginap di hotel.Anda kami jemput di Hotel tempat Anda menginap kemudian berangkat menuju ke arah Kota Wonosari Gunungkidul Yogyakarta.
10.00 : Mulai aktifitas Cave Tubing
11.00 : Ganti pakaian basah, sembari menunggu antrian Anda bisa menikmati wedang jahe yang lumayan untuk menghangatkan badan kita.
11.30 : Bersiap santap siang dengan menu khas Gunungkidul yang pastinya menggugah selera seperti nasi merah dan ayam goreng plus lauk pauk.
13.00 : Bersiap menuju pantai Indrayanti yang merupakan pantai pasir putih dan menjadi favorit wisatawan jika berkunjung ke kota Gudeg ini.
15.00 : Menuju kota Jogja
17.00 : Menikmati sore hari di Bukit Bintang
18.00 : Kembali menuju Hotel atau lokasi yang telah ditentukan.
Untuk kenyamanan Anda persiapkan membawa pakaian ganti, karena pakaian Anda pasti basah jika melakukan aktifitas cave tubing di Goa Pindul Jogja.

 

Fasilitas Paket One Day Pindul Pantai Indrayanti : Transportasi, Biaya Cave Tubing ( include Jaket Pelampung, Sepatu dan Pemandu ), Obyek Wisata Pantai Indrayanti dan Makan Siang.

Biaya Paket One Day Pindul Pantai Indrayanti :
Harga package untuk minimal 50 orang : Rp 150.000 / Orang
Harga package untuk minimal 30 orang : Rp 160.000 / Orang
Harga package untuk minimal 6 orang  : Rp 200.000 / Orang
Harga package untuk minimal 2 orang  : Rp 350.000 / Orang

Itulah package wisata susur cave di Goa Pindul Jogja plus mengunjungi pantai Indrayanti yang berpasir putih.Untuk saat ini paket wisata cave tubing Goa Pindul menjadi pilihan favorit para traveler yang akan berlibur ke kota Yogyakarta.

paket outbound di goa pindul
Paket Outbound Fun Games di Pindul

Selain wisata adventure kami juga menyediakan paket outbound fun games di kawasan Pindul Adventure Park. Harga paket yang kami tawarkan juga bervariasi untuk anak-anak paket mulai dari Rp 30.000/peserta hingga paket outbound untuk karyawan maupun instansi mulai dari Rp 60.000/peserta.Kelebihan di Operator ini, selain berwisata di Pindul Adventure Park para pengunjung sangat membantu dalam program penghijauan di kawasan Desa wisata Bejiharjo tersebut.

Itulah beberapa pilihan paket wisata untuk liburan di Jogjakarta khususnya liburan adventure.Selamat bercave tubing di Yogyakarta

EMBUNG BATARA SRITEN

Jalanan menanjak dan berliku-liku menuju Pegunungan Baturagung Utara membuat saya tak henti-hentinya menahan nafas, tegang. Terlebih ketika tiba-tiba kendaraan kami berhenti di tengah tanjakan curam dan panjang. Jalanan cor blok yang mulai rusak, berlanjut dengan jalanan berbatu kapur kurang lebih sepanjang 5,5 kilometer mengantarkan YogYES menuju dataran tertinggi di Kabupaten Gunungkidul. Saya baru bisa bernafas lega ketika kendaraan telah mencapai tanah datar yang tertutup conblock, area tempat parkir di ketinggian lebih dari 800 Mdpl. Sebuah telaga buatan yang tak terlalu besar dengan kapasitas sekitar 10 ribu meter kubik tersaji di depan mata, dikelilingi pagar besi rendah dan jalan conblock di tepinya.

Kawasan pegunungan Baturagung Utara tak jauh berbeda dengan kawasan kabupaten Gunungkidul lainnya, berupa pegunungan karst tandus dan sering kali dilanda kekeringan ketika kemarau tiba. Pembangunan retentionbasin yang dikenal dengan nama Embung Batara Sriten pun dianggap sebagai solusi untuk mencegah kelangkaan air sekaligus mengembangkan kawasan agrowisata buah di sekitarnya, dengan memanfaatkan air hujan yang ditampung di musim penghujan.

Saat pertama kali mendengar namanya, terlintas sosok-sosok batara atau dewa-dewi yang tinggal di kayangan dalam kisah-kisah pewayangan. Awalnya saya menerka, lokasi embung yang tak biasa di dataran tinggi digambarkan bagai surgaloka tempat dewa dewi bertakhta. Namun ternyata, sebutan Embung Batara Sriten diberikan karena lokasi embung ini berada di Pegunungan Baturagung Utara yang kemudian disingkat menjadi Batara, tepatnya di wilayah Padukuhan Sriten.

Angin tak henti-hentinya berhembus membawa hawa dingin khas pegunungan ketika YogYES menelusuri tepi embung. Dari jarak sedekat ini dapat terlihat lapisan tipis geo membran yang digunakan dalam teknik pembuatan Embung Batara Sriten. Karena lapisan tipis yang menyerupai plastik hitam inilah, Embung Batara Sriten tak digunakan untuk memelihara ikan. Sebab keberadaan ikan-ikan akan merusak lapisan tipisnya. Hingga akhirnya Embung Batara Sriten hanya dihuni oleh berudu-berudu yang terlihat asyik berenang di air yang berwarna biru kehijauan.

Menikmati indahnya panorama Embung Batara Sriten bisa dilakukan dalam berbagai cara. Seperti duduk-duduk di gazebo-gazebo atau pendopo di sekitar embung sambil merasakan hembusan angin yang tetap dingin, meskipun matahari sedang bersinar penuh semangat. Bisa juga sambil menyesap segarnya segelas es teh atau nikmatnya secangkir kopi tubruk di warung-warung kaki lima yang tak jauh dari embung. Mencoba teduhnya naungan pohon ikonik di Embung Batara Sriten, dalam ayunan hammock seperti yang YogYES lakukan pun menjadi salah satu pilihan menyenangkan.

Sementara yang lain masih terpesona dengan keindahan panorama telaga buatan serta terbuai sejuknya udara pegunungan, dataran yang lebih tinggi di sisi timur menggoda saya untuk mengeksplorasi. Puncak Tugu Magir, begitulah puncak di sisi timur ini disebut. Puncak tertinggi di Pegunungan Baturagung Utara sekaligus puncak tertinggi di Kabupaten Gunungkidul. Di sinilah tempat para penjelajah dirgantara mencoba mengembangkan parasut paralayang dari ketinggian 859 Mdpl. Di tempat ini pula terdapat makam tiban yang dipercaya penduduk setempat sebagai petilasan Syeh Wali Jati, seorang kerabat Sultan pada masanya.

Puncak Tugu Magir menyuguhkan pemandangan 360 derajat wilayah-wilayah di sekitarnya yang berlokasi lebih rendah. Sejauh mata memandang dapat terlihat landscape Kota Klaten dengan Rawa Jombor, Kota Jogja dengan Merapi nan gagah, deretan pegunungan Gunungkidul hingga berlanjut ke wilayah Wonogiri yang tertutup kabut tipis. Dari puncak ini pula kita bisa menyaksikan cahaya pertama matahari mengawali hari, juga saat-saat ia kembali pulang ke peraduan. YogYES berkunjung ketika cuaca cukup cerah lewat tengah hari, sehingga kami tak dapat menyaksikan saat-saat matahari muncul dari balik kabut tipis yang seolah seperti awan-awan berarakan. Namun YogYES mendapat kesempatan untuk menyaksikan saat-saat ia perlahan mulai menghilang, menyelinap di balik cakrawala setelah seharian bersinar cukup garang.

Ketika kami beranjak menuruni Puncak Tugu Magir dan mencapai tepi embung, langit sudah semakin gelap meskipun sisa-sisa semburat merah masih terlukis di langit barat. Suara adzan maghrib mulai terdengar bersahutan di kejauhan, sebagai tanda sudah saatnya kami pulang. Seperti beberapa orang yang sama-sama tak ada niatan untuk camping di kawasan Embung Batara Sriten. Perjalanan pulang pun sama menegangkannya seperti saat kami datang, menyusuri jalanan menurun curam dengan penerangan yang terbatas dari lampu kendaraan. Rem kendaraan harus dipastikan dalam keadaan optimal saat menuruni jalanan pulang, terutama bagi pengguna kendaraan matic yang sebenarnya tak dianjurkan untuk dipergunakan menuju Embung Batara Sriten. Tak adanya engine brake pada motor matic membuat pengemudi hanya bisa mengandalkan rem, sehingga lebih mudah membuat motor matic mengalami over heating pada disc brake. Rasa lega baru memenuhi rongga dada saat roda-roda kendaraan kami telah melaju di jalanan mulus beraspal, di saat langit sudah benar-benar pekat dengan pendar cahaya bulan nan pucat.